Waktu kuliah dulu saya masih lugu dan pemalu. Bahkan malah kuper dan sangat nggak berani tampil di depan umum. Tapi walau begitu, saya sudah sejak dulu suka ngoceh. Nggak tahu sejak kapan saya suka ngoceh dan celepas celepos sana sini, mencoba membangun hubungan dengan teman- teman lewat joke- joke yang FENOMENAL banget nggak lucunya.
Ada satu kejadian yang saya inget banget sampai sekarang. Seorang teman cewek yang waktu itu lagi jadi korban saya celepas celepos pas kerja kelompok, karena sudah membumbung tinggi eneg nya dengar saya ngoceh, sampe naro pensil yang lagi dia pegang, menoleh ke arah saya, dengan tampang annoyed banget, dan ngomong, “Bawel banget sih lu WAN, kayak cewek aja”.
Saya terdiam sesaat. Lalu meraba daerah selangkangan saya, karena takutnya jangan- jangan dia benar, si anu sudah lepas hilang dan saya emang sudah jadi cewek… oh masih ada, syukurlah.
Saat itu, nampaknya ‘bawel dan banyak omong kayak cewek’ adalah KELEMAHAN saya.
Kini, bertahun- tahun berlalu sejak saat itu …
… dan saya hidup layak sebagai Pembicara, dan Coach, dengan mengandalkan kemampuan saya untuk ‘bawel dan banyak omong kayak cewek’ tadi itu!
[Tweet “Kelemahan Anda mungkin adalah KEKUATAN terbesar Anda!”]
Jadi kalau saat ini Anda lagi mencari kekuatan dan potensi terbesar Anda, dan sampai sekarang belum juga menemukannya, mungkin karena Anda mencarinya di tempat yang salah, atau mencarinya kejauhan, seperti di liputan- liputan TV, di trend yang lagi laku di orang lain, atau dari orang asing yang bahkan nggak kenal sama Anda.
Mau mencari potensi Anda? Carilah di tempat yang tepat!
Ada 5 tempat yang kesannya negatif, padahal sesungguhnya bisa jadi tempat dimana kekuatan Anda mungkin bersembunyi selama ini!
1. Kelemahan yang terus melekat.
Kelemahan di satu sisi mungkin sebenarnya adalah kekuatan di sisi lainnya. Orang yang kebanyakan ngomong bisa jadi pembicara yang baik; orang yang terlalu suka menghayal, bisa jadi penulis novel dan buku anak penuh imajinasi; orang yang terlalu ngotot bisa jadi inovator yang revolusioner.
Tanyakan, “bagaimana kelemahan saya bisa jadi kelebihan saya?”
2. Aktivitas yang bikin Anda was- was.
Was was bin deg- degan sering dianggap sebagai hal buruk dan dijauhi. Padahal menurut ilmu biologi, was was dan deg- degan adalah usaha badan untuk meningkatkan adrenalin sebagai ‘persiapan’! Jadi ketika kita was was, sebenarnya kita sedang bersiap! Sebenarnya kita sudah siap!
3. Kebiasaan buruk yang konstan.
Seperti halnya kelemahan, kebiasaan buruk juga bisa jadi kelebihan lho. Seorang teman saya punya kebiasaan ‘buruk’, yaitu selalu tidur melewati tengah malam. Kalau tidur cepat dia malahan suka pusing. Orang tuanya berusaha mengubah ini dan nggak pernah bisa. Tapi sekarang, sebagai desainer, ini justru jadi kelebihan dia dalam menyelesaikan desain dengan cepat.
4. Bakat yang masih kurang.
“Saya sukaaaaaa, tapi ga bisaaaaaa”, kata banyak orang. Well, kurangnya bakat atau ‘nggak bisa’ dipandang sebagai kelemahan. Padahal yakinlah, bakat selalu bisa dilatih. Fakta bahwa kurang bakat bikin Anda kesal artinya Anda mungkin punya Passion dalam bidang itu!
5. Obsesi yang berlebihan.
Seorang teman saya kalau sudah duduk bisa lupa waktu dan lupa lingkungan, terlalu obsesif dengan detail. Orang bilang ini kelemahan. Padahal tahu nggak, setelah dia bekerja sebagai programmer, teman- temannya rela membayar mahal untuk kemampuannya dalam meneliti detail!
So, ketika berikutnya Anda melihat atau memikirkan hal negatif dalam diri Anda, nggak usah panik atau nggak usah kepikiran! Jangan lagi pandang kelemahan sebagai kekurangan yang tidak tertolong.
Pelajari kelemahan Anda, karena siapa tahu dia menyembunyikan POTENSI terbesar Anda!
Tanyakan pada diri Anda, “Apa nilai positif dari ‘kelemahan’ saya ini?” dan “Bagaimana saya bisa mengembangkan ‘kelemahan’ ini jadi kelebihan yang akan membantu profesi Anda