Suatu saat saya WAWAN PUJIAMAN dkk mengunjungi sebuah desa yang dibilang agak jauh dari pusat kota. Dan ketemu seorang seniman yang menyambut saya untuk mempersilakan duduk dikediamannya, dusyguhkan secangkir kopi panas, dengan antusiasnya beliau bercerita tentang keilmuannya, lalu saya mendengarkan ceritanya.

Pada suatu hari dengan secara tidak sengaja seorang penemu tersebut sedang berjalan jalan ke hutan untuk mencari sesuatu, kemudian suatu saat ada keanehan yan beliau ambil yaitu fosil binatang purba. kemudian esok harinya ia berniatan kembali untuk mencarinya fosil fosil yang lainnya karena ia yakin ada kemungkinan terdapat lebih banyak fosil yang lainnya. sampe suatu saat bersama masyarakat setempat ia mencari lebih banyak lagi sampe sekarang sudah ada beberapa potongan fosil yan belum tertata rapi dikediamannya, fosil tersebut diantaranya harimau, monyet, jerapah, gajah dll.

Barang kali cerita tentang kehebatan Situs Semedo yang terletak di desa Semedo, kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal ini tidak akan pernah terdengar jika tida digemakan secara membahana oleh para pendekar ini. Mereka itu --DAKRI, DUMAN, SUNARDI, dan ANSORI-- adalah penduduk setempat yang pertama kali menemukan himpunan fosil-fosil vertebrata di situs ini pada JUNI 2005, yang kemudian disambut hangat oleh Bambang Purnama dan Slamet Harianto dari LSM Gerbang Mataram, dan disampaikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal. Merekalah sang pelopor fosil, yang kemudian disampaikan kepada khayalak ramai melalui media cetak dan elektronik. Para pakar antara lain Dr Harry Widianto dan timnya dari balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran maupun Balai Arkeologi Yogyakarta, sadar akan potensi luar biasa Situs Semedo dibidang paleoanthropologi, paleontologi, arkeologi geologi, dan berbagai disiplin Ilmu kuarter lainnya. sejak saat itulah setus ini diteliti secara intensif dan muncul ke permukaan hingga saat ini.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar