Puisi Ini dipersembahkan Untukmu, Melatiku.
Semua Pengorbanan dalam berCinta.
Kisah Nyata yang Menjadi sebuah Karya.
"MELATI DALAM SUNYI"
KARYA : wawan pujiaman
Yang kukasihi.....
Penuh sesak rasanya dada ini di pagi itu
mungkin salah bukan dirimu
tapi khayalku yang membubung setinggi gunung kecongkakan
bukan maksud hatiku membuatmu hanyut dalam perasaan
tapi ini syair lugu yang jadi............
Dua hati bertalian kasih rona nan suci
fajar terbit menyentuh ribaan persada bumi
kuntum melati sepasang indah bermandi embun di pagi
kelam langit datang
rintik air mata menanti.
Kala pandang menatap sana
adakah kau dengar tangis merana rindu?
tangah hari rasanya tengah malam
nyanyian sendu di hati memilu
terdampar hati dalam kesunyian mencekam
ratap jeritan hampa jawaban
Yang kukasihi.........
Melati yang satu itu terlempar badai
terpisahkan oleh bukit gunung
bukit gunung nan besar menjulang kokoh tegak angkuh dan lagi tak mau tau
apa daya untuk mencapai melati disana
hasrat membara sentosa pasti...tak jua mau reda
akan kutempuh meski jauh jalan melingkari bukit gunung itu
rimba hutan dan bebatuan tiada kuhiraukan
kalau saja harapan untuk sampai pada melati itu tak ada
terlalu jauh susah jalannya, akan kudaki bukit gunung yang tinggi menjulang itu dengan lunglai lututku
kalau saja terlalu tinggi n terjalnya tebing gunung itu dan tak mungkin tercapai oleh pendakianku.
Aku akan berpikirrrrrrrrrrr
Kucari jalan lain dengan membuat terowongan untuk menembus bukit gunung itu
andaikata..meski sudah terlalu dalam terowongan itu dan terhalang kerasnya lapisan batu tebal aku tetap akan mencari kemungkinan yang terakhir ini
Akan kuundur beberapa langkah
akan ku amat amati bukit gunung itu
berapa besar n tingginya
kini saatnya jemari terjalin erat
kutundukan muka aku berdoa...
dalam gelombang cinta kasih yang mahadalam
dalam celah celah kemungkinan kemurahan sang pencipta
bukit gunung itu akan meletus dan rata dg tanah!!!
tinggalah aku berjalan berlenggang untuk memetik melatiku itu
Yang kukasihi..
Pelangipun akan memudar ketika rintik hujan reda
kelamnya mendung sirna
manakala sinar terang menghiasi kecerahan
disaksikan langit biru kita bersanding selama lamanya
kukan ingat sabdanya tentang "seni memindahkan gunung"
tiada yang mustahil bagi orang percaya
Yang Kukasihi; Melati Dalam Sunyi
Untukmu Kekasihku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar